Rembang, Suryamedia.id – Bencana di Kabupaten Rembang di musim penghujan tahin ini masih didominasi dengan bencana tanah longsor dan tanah bergerak. Kondisi ini lantaran letak geografis di sejumlah kecamatan di Rembang memiliki kemiringan tanah yang berpotensi longsor.
Berdasarkan data yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang tercatat sudah ada 5 bencana longsor atau tanah bergerak pada awal 2021. Kejadian terbaru tercatat pada tanggal 9 Februari lalu di desa Manggar, Sluke. Peristiwa ini sekaligus menjadi bencana terparah yang dialami di Rembang.
Sedangkan untuk fenomena alam lainnya di musim penghujan ini masih ada banjir, abrasim, serta angin kencang.
Baca juga: Sukseskan PPKM Mikro, Babinsa Rembang Ikuti Pelatihan Tracing
Pramujo, Kasi Kedaruratan BPBD Rembang menjelaskan kejadian tanah longsor diakibatkan oleh curah hujan yang cukup deras di area Rembang.
“Di awal tahun terjadi bencana longsor ya karena intensitas curah hujan yang tinggi dan cukup lama, yang menyebabkan tanah tanah itu lembek. Akhirnya bisa menyebabkan longsor,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Kamis (18/2/2021).
Meski demikian, menurut Pamujo, dari semua bencana tanah longsor pun tanah bergerak yang terjadi masih terhitung relatif kecil. Hal tersebut mengacu pada nihilnya korban jiwa dalam bencana yang terjadi.
“Ya paling longsor, gak begitu parah atau sampai memakan korban,” imbuhnya.
Baca juga: Sempat Retak, Tebing di Rembang Longsor Pagi Ini
Tanah longsor, menurut data BPBD, juga terjadi di tebiing dekat perumahan warga secara geografis mempunyai ketinggian yang terlalu curam. Sedangkan untuk kejadian di sejumlah lereng bukit atau hutan sampai sejauh ini belum dapat ditemui oleh pihak BPBD Rembang.
“Kebanyakan longsor itu dipemukiman yang di dataran tinggi. Biasanya air grojok, dari atas talang atau genteng itu akhirnya mengikis, akhirnya air liar. Rata-rata saluran tidak tertata dengan bagus, akhirnya langsung merembes ke tanah, dan tanah akhirnya lembek.”
Pihaknya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. Sebab longsor yang terjadi tidak hanya yang berada di lereng bukit, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai juga harus mewaspadai adanya luapan air yang sewaktu-waktu bisa membuat longsor.
“Tetap selalu waspada. Yang namanya bencana tetap waspada. Di bantaran sungai juga, air meluap bisa menyebabkan banjir dan gerusan air bisa terjadi longsor,” tutupnya. (*)
Baca juga: DPUTR Pati Prioritaskan Perbaikan Kerusakan Jalan Akibat Banjir
Artikel ini telah tayang di Mitrapost.com dengan judul ‘Longsor Mendominasi Bencana di Rembang Selama Musim Penghujan‘.
1 komentar