Inovasi Petani Milenial Putus Rantai Nilai Perdagangan Komoditas Pertanian

Pati, Suryamedia.id– Dinas Pertanian Kabupaten Pati terus lakukan inovasi untuk memutus rantai nilai perdagangan komoditas pertanian. Salah satunya dengan menggandeng kelompok petani milenial membentuk semacam koperasi.

Perlu diketahui, pola distribusi pertanian konvensional berjalan melalui proses yang sangat panjang. Sebelum barang sampai ke tangan pembeli, produk pertanian selalu melalui tangan pengepul dulu, dari pengepul baru masuk ke pasar, berlanjut ke tingkat pengecer, barulah sampai ke tangan konsumen.

Dengan sistem yang dirancang Dispertan, para petani setempat bisa menjual hasil panennya langsung kepada warga sekitar. Tanpa melalui pengepul hingga pengecer.

Baca Juga: Pemeliharaan Kebun Tebu, Dispertan Pati Bongkar Ratoon

Sudiyanto PPL KJF (Penyuluh Pertanian Lapangan Kelompok Jabatan Fungsional) Dinas Pertanian kabupaten Pati, untuk uji coba konsep koperasi ini penyuluh pertanian menggandengg Kelompok Petani Milenial Desa Sukobubuk Kecamatan Margorejo.

Ia mengaku, tantangan terbesar dalam membangun koperasi ini adalah permodalan. Oleh karenanya, dibutuhkan keterlibatan pemerintah desa sebagai penyokong atau peminjam modal.

“Supaya sukses memutus rantai nilai ini kita libatkan stage holder di desa kita ajak diskusi. Supaya barang-barang yang ada di desa ada yang menampung sebelum dipasarkan oleh petani milenial itu. Soalnya yang jadi hambatan adalah anggaran modal untuk menampung hasil panen petani, kan harus ada yang membeli. Tantangannya disitu,” ungkap Sudiyanto kepada mitrapost.com saat ditemui di Kantor Dispertan Pati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *