Boyolali, Suryamedia.id – Peternak sapi yang ada di desa Pagerjurang, kecamatan Musuk, Boyolali memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga.
Pemanfaatan limbah kotoran sapi yang dikelola peternak sapi bernama Nur Amir tersebut sudah berjalan enam bulan yang lalu. Terlebih di masa pandemi seperti ini, pemanfaatan limbah sapi dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian gas ukuran tiga kilogram.
Ia mengungkapkan, pembuatan biogas berawal dari adanya kesenjangan sosial terkait dengan limbah kotoran sapi di desa tempatnya tinggal.
“Limbah kotoran sapi di desa bermula menjadi konflik sosial antar warga. Karena di desa kami ini hampir setiap orang memiliki ternak sapi dan limbahnya tersebut menjadikan kesenjangan antar warga,” katanya saat ditemui di lokasi ternaknya di Desa Pagerjurang.
Selama masa pandemic Covid-19, masyarakat tidak hanya memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas, namun juga mengubah cairan limbah sapi menjadi pupuk cairan yang difermentasi untuk tanaman.
“Jadi kami berembug bersama warga lainnya, bagaimana limbah ini bermanfaat bagi lingkungan. Ya, akhirnya terjawab, kotoran sapi menjdi biogas, air kotoran sapi jadi pupuk tanaman,” ujarnya yang juga menjabat sebagai kepala desa setempat ini.
Dijelaskan lebih lanjut, biogas yang dibuat berkapasitas sekitar 11 kubik dan dapat menghasilkan gas rumahan sekitar lima sampai enam rumah dengan biaya keseluruhan sekitar Rp5 juta.
“Kami sudah memulai sekitar enam bulan. Dari 11 kubik ini dapat dimanfaatkan lima sampai enam rumah. Ternak sapi disini ada 20 ekor,” katanya.
Kedepan, pemanfaatan limbah kotoran sapi tersebut akan dibudidayakan satu desa. Mengingat, warga di desanya hampir semua memiliki ternak sapi.
“Jadi ke depan ada rencana pengembangan seluruh desa, karena disini ini mayoritas peternak dan pertanian,” pungkasnya. (*)