Suryamedia.id – Presenter ternama Feni Rose mengakui jika dirinya telah berstatus sebagai orang tua tunggal sejak ia bercerai dengan Enkito Herman Nugroho.
Dalam acara yang ia pandu, Rumpi No Secret, Feni Rose mengatakan ternyata dibalik kelihaiannya dalam memandu acara, ia memiliki kekurangan.
“Kita memang kalau omong di TV lancar, tapi ternyata ada hal-hal di mana saya kurang pintar,” kata Feni Rose.
Feni mengungkap jika ia dan suami telah mengalami masalah rumah tangga sekitar 10 tahun dari rentang waktu pernikahan sebelum akhirnya mereka memutuskan berpisah.
“Namanya pernikahan pasti ada permasalahan, cuman ya itu, dalam komunikasi itu kan ada banyak elemennya ya,” kata Feni Rose.
Penyebab keretakan rumah tangga Feni Rose adalah karena perbedaan presepsi dan masalah emosi.
“Persepsi berbeda, itu jadi tantangan. Ketika kita omong apakah kita bisa mengendalikan emosi, kita bisa mengenali emosi ini apa karena apa sebetulnya itu juga menjadi tantangan. Sama yang kedua adalah ada kemauan untuk cari solusi segera atau tidak. Jadi banyak sih, jadi ini aku ambil sebagai banyak hikmahnya lah ya,” kata Feni Rose.
Feni Rose dan mantan suami memang sepakat untuk tidak mengungkapkan percerainan mereka ke publik. Sehingga publik pun tak banyak tahu mengenai hal itu.
“Jadi harus sepakat dulu. Pokoknya kita sepakat dulu di dalam, habis itu ke pengacara bilang ‘saya tidak mau [terungkap ke publik. Jadi jangan cari pengacara yang terlalu komunikatif [ke publik],” ujarnya.
“Dan ada satu lagi. Kadang-kadang di satu sisi aku merasa aku bukan terlalu selebriti, jadi orang tidak terlalu ingin tahu juga. Kadang-kadang jadi perhatian, kadang-kadang tidak,” lanjutnya.
Melalui proses perceraian menurut Feni Rose tidaklah menyenangkan. Sedangkan untuk harta gana-gini dan pengasuhan anak, Feni Rose mengatakan bahwa segalanya sudah disepakati terlebih dahulu di hadapan notaris sebelum ia akhirnya bercerai.
Ia pun mengaku bersyukur karena mantan suaminya itu mau berunding menganai harta dan pengasuhan anak.
“Walaupun bercerai itu tetap ada yang namanya dibutuhkan yang namanya trust. Trust bahwa masing-masing akan komit dengan niat baik berdua bahwa tidak akan dibatasi hak bertemunya.” kata Feni Rose. (*)