Anggota DPRD Sebut Tanam Kedelai di Pati Jadi Tak Menjanjikan Karena Kedelai Impor

Pati, Suryamedia.id – Para pengrajin tahu dan tempe menilai jika kedelai yang dihasilkan dari petani lokal belum layak digunakan sebagai bahan baku. Mayoritas pengrajin lebih menyukai menggunakan kedelai impor karena dianggap lebih unggul dari segi kualitas.

Misalkan saja dari segi ketahanan tahu. Rubiyati (58) yang merupakan pengrajin tahu dari Desa Blaru, Kecamatan Pati Kabupaten Pati menjelaskan bahwa tahu yang diproduksi dengan kedelai impor akan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan kedelai lokal.

Meskipun dari segi harga kedelai lokal lebih murah, namun ia mengatakan untuk mendapatkannya juga susah.

Perihal masalah tersebut, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M. Nur Sukarno menyebut bahwa adanya ketergantungan dengan kedelai impor ini menyebabkan gairah untuk menanam kedelai di Pati menjadi rendah dan sudah tak menjanjikan lagi.

“Hal itu yang mengakibatkan gairah untuk menanam kedelai di Kabupaten Pati menjadi tidak menjanjikan,” ujar Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati tersebut.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebetulnya potensi kedelai di Kabupaten Pati cukup menjanjikan. Sayangnya, ia menilai belum adanya perlindungan pada saat panen raya menyebabkan harga kedelai dari petani lokal menjadi jatuh.

Baca Juga :   Dewan Harapkan Raperda CSR Bisa Dijadikan Perda Desember Nanti

Padahal, kedelai merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional dan masyarakat pun banyak mengonsumsi makanan berbahan kedelai. (adv)

Editor: Agriantika Fallent

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *