Pati, Suryamedia.id – Para nelayan khususnya di area pesisir Juwana, Kabupaten Pati menurut Suriyanto selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, akan mengalami fase kritis atau gulung tikar jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) solar terus membumbung tinggi.
Selain masalah BBM, kendala harga ikan di pasaran menurutnya juga menjadi suatu problem yang serius untuk para nelayan. Sehingga pada tahun 2022 ini para nelayan tidak bisa berbuat banyak selain bertahan di era gempuran harga ikan yang tidak stabil dan harga BBM yang ugal-ugalan.
“Masyarakat nelayan katakanlah akan kritis atau gulung tikar kita lihat grafiknya dalam satu tahun ini, maka dari itu kita hanya bertahan dengan harga BBM yang dikeluarkan pemerintah,” ucap Suriyanto tak lama ini.
Permasalahan tersebut makin terasa pelik untuk para nelayan dengan mulai mencuatnya isu tentang dihapuskannya bantuan premi asuransi bagi nelayan kecil pada tahun 2023 mendatang.
Suriyanto melanjutkan, pemerintah harus berani membuat terobosan baru untuk menyejahterakan nelayan. Pada saat ini dirinya mengakui jika nasib para nelayan dengan berbagai problematika yang ada semakin memojokkan para nelayan.
Keluhan tersebut harus ditanggapi oleh pemerintah pusat secara serius, karena kewenangan dan ranah yang menaungi terkait harga ikan dan BBM adalah pemerintah pusat. Dirinya hanya mampu menerima aspirasi dari daerah.
Banyak nelayan di pesisir Juwana yang menurutnya hanya bertahan, tidak tahu akan mendapatkan untung berapa pada satu tahun ke depan mengingat mahalnya operasional untuk melaut.
“Maka dari itu kita masih menapak, melihat dalam satu tahun ini, hanya sebatas mempertahankan. Kita belum tahu ke depannya seperti apa, karena kita belum melihat dalam satu tahunnya. Kalau kita sudah melihat satu tahunnya kita baru bisa menyimpulkan untung dan ruginya,” pungkasnya. (Adv)
Penulis: Vindi Agil |Editor: Agriantika Fallent