Pati, Suryamedia.id – Sejumlah areal persawahan di Kabupaten Pati sejak banjir bulan Januari masih belum bisa ditanami. Genangan air pasca banjir masih mengendap di area dataran rendah.
Hal ini turut menjadi perhatian Anggota DPRD Pati dari Komisi B, Narso ia mengharapkan segera ada langkah nyata dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dalam mengatasi fenomena ini. Dikhawatirkan jika terus berlanjut, akan mempengaruhi perekonomian.
Lebih lanjut Anggota Dewan dan Ketua Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia itu mengharapkan adanya perbaikan sarana dan prasarana pertanian yang menyeluruh.
Khususnya di sistem drainase atau saluran yang mengalirkan air ke sungai, harus menjadi program pembangunan prioritas.
“Kondisinya seperti itu faktor alam memang banyak puluhan hektar masih terendam. Cuman masih adanya perubahan yang menyeluruh. Utamanya di bagian drainase sehingga cepat habis airnya saat banjir,” ujar Narso saat ditemui di kantor DPRD Pati belum lama ini.
Dari pantauan tim Suryamedia, beberapa persawahan di wilayah paska banjir masih terendam air yang terbanyak di Kecamatan Jakenan dan Gabus.
Sunadi, warga Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan menyebut sawah warga sudah terendam hampir enam bulan lamanya. Total 2 musim tanam warga setempat belum bisa melaksanakan tanam. Masyarakat masih mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah yang kemarin diterima.
“Ini sudah 5 lima bulan hampir enam bulan tidak bisa tanam. Sekarang yang masih ada airnya di Tondomulyo, Karangrowo, Ngastorejo, Tanjang, Gabus, Kasiyan, dan Sukolilo,” ujar Sunadi.
Terlebih dalam beberapa hari terakhir kembali muncul curah hujan yang menyebabkan genangan air meninggi lagi.
Dari data yang tercatat di Dinas Pertanian Pati, total sawah terdampak banjir hingga bulan Januari 2022 sebanyak 7.242 hektar. Beberapa petani terdampak sudah melakukan tanam ulang, namun banyak juga yang hingga kini pasrah dengan keadaan. (adv)