Suryamedia.id – AI (Artificial Intellegence) menjadi ancaman dan juga peluang bagi dunia jurnalisme. Menurut orang yang disurvei, teknologi kecerdasan buatan tersebut bisa memengaruhi kinerja dan etika jurnalis terhadap pekerjaan.
Sejumlah AI, termasuk ChatGPT memiliki kemampuan melakukan berbagai tugas, termasuk meringkas tulisan, membuat berita dan sebagainya. Kendati demikian, hal ini juga berpotensi mengurangi integritas dan meningkatkan bias.
Implikasi AI pada Jurnalisme
Dilansir dari The Jakarta Post, sebuah studi dilakukan oleh London School of Economic’s JournalismAI initiative tentang implikasi AI ini terhadap kerja jurnalistik. Pada April dan Juni, mereka mensurvei 100 organisasi berita dari 46 negara tentang penggunaan AI dan teknologi.
Berdasarkan riset tersebut, peneliti mengatakan bahwa jurnalisme turut menjadi bidang yang berdampak pada perubahan teknologi, termasuk AI. Selain itu, mereka juga merespon tentang kekhawatiran terkait implikasi AI terhadap nilai dan aspek jurnalistik.
“Lebih dari 60 persen responden menyatakan kekhawatiran mereka mengenai implikasi etika AI terhadap nilai-nilai jurnalistik termasuk akurasi, keadilan dan transparansi serta aspek jurnalisme lainnya,” tulis peneliti dalam pernyataan.
Alat AI generatif disebut sebagai ancaman dan potensi dalam dunia jurnalistik. AI ini dapat memengaruhi integritas informasi dan media berita, namun juga membuka potensi besar untuk meningkatkan kinerja secara yang lebih efisien, efektif, dan akurasi (berkurangnya typo).
Para jurnalis juga menyadari manfaat AI dalam menghemat waktu untuk mengerjakan tugas-tugas seperti transkripsi wawancara.
Kendati demikian, mereka juga menyatakan tentang pentingnya kontrol terkait konten yang dihasilkan AI. Hasil pekerjaan teknologi perlu diperiksa lebih lanjut oleh manusia untuk menghindari bias dan potensi kesalahan dalam pemberitaan.
Terlebih lagi, redaksi dalam AI sebagian besar tersedia dalam bahasa Inggris dan masih terbatas untuk bahasa-bahasa lainnya di Asia. Hal ini pula yang menjadi salah satu tantangan penggunaan AI dalam jurnalistik.
“(Pemeriksaan) untuk mengurangi potensi bahaya seperti bias dan ketidakakuratan,” kata penulis.
Artinya, AI masih perlu dikembangkan untuk menciptakan sistem AI yang dapat digunakan dalam bahasa lokal. Selain itu, pekerjaan jurnalistik tetap membutuhkan peran manusia dalam publikasi artikel dan produk jurnalisme lainnya. (*)