Konser Taylor Swift Disebut Jadi Penggerak Ekonomi AS Tahun Ini, Benarkah?

Suryamedia.id – Sudah tidak mengejutkan jika The Eras Tour Taylor Swift jadi salah satu konser yang sukses besar, tak hanya di Amerika namun juga di negara-negara belahan dunia lainnya. The Eras Tour sendiri menjadi perayaan 17 tahun sang bintang pop Hollywood itu berkarya di panggung hiburan.

Setelah 53 pertunjukan, tur di Amerika Serikat berakhir di Inglewood, California pada 9 Agustus 2023 kemarin. Kemudian, dilanjutkan menyambangi beberapa negara lainnya hingga November 2024.

Northeastern Global News melaporkan hampir 54 ribu penggemar menghadiri setiap konser pada tur AS pertama. Harga tiket rata-rata yang dibayar penggemar di Ticketmaster sebesar 254 dolar AS, kemudian harga jual kembali melonjak hingga ribuan dan puluhan ribu dolar.

Dalam setiap setiap pertunjukan The Eras Tour, diketahui meraup pendapatan sekitar 13 juta dolar AS. Di Amerika Utara sendiri saja, penghasilan kotor pertunjukan Swift mencapai 2,2 miliar dolar AS.

Nora Princiotti, staf penulis di The Ringer dan salah satu pembawa acara podcast Every Single Album: Taylor Swift mengatakan bahwa kesuksesan tur tak lepas dari kepopuleran lagu-lagu yang dirilis oleh penyanyi tersebut.

Baca Juga :   Hapus Foto Dengan Istri, Arya Saloka Jadi Sorotan

Selain itu, tour tersebut menjadi momen yang tepat bagi penggemar musik untuk merasakan kemeriahan konser musik setelah pandemi. Alice Enders, analis industri musik di Enders Analysis dan mantan ekonom senior di Organisasi Perdagangan Dunia mengatakan bahwa ini dikaitkan dengan experience economy.

“Kita berada dalam era ekonomi berbasis pengalaman (experience economy) yang mana orang-orang ingin pergi keluar dan berpartisipasi dalam acara-acara sosial. Tidak mengherankan jika orang-orang berbondong-bondong mengikuti pengalaman Eras Tour ini di lingkungan yang semakin digital tempat kita tinggal,” katanya.

Benarkah Taylor Swift Jadi Penggerak Ekonomi AS?

Menjadi salah satu tur musik terbesar tahun ini, Taylor Swift disebut menjadi penggerak ekonomi AS lewat karya dan konsernya tersebut. Tingginya jumlah penonton konser berarti akan meningkatkan belanja di hotel, restoran, taksi, layanan transportasi online, dan bisnis lainnya.

Dilansir dari majalah TIME, The Eras Tour diproyeksikan menghasilkan hampir 5 miliar dolar AS belanja konsumen di Amerika Serikat.

“Jika Taylor Swift adalah sebuah perekonomian, ia akan menjadi lebih besar dari 50 negara,” kata Dan Fleetwood, Presiden QuestionPro Research and Insights, dilansir dari GlobalNewsWire.

Baca Juga :   Melly Goeslaw Mengaku Miris dengan Anak Zaman Sekarang

Dilansir dari CNBC, Bank Sentral Philadelphia melaporkan pertumbuhan jumlah pemesanan hotel ketika Swift datang ke kota tersebut. Ia menyebut bahwa itu pertumbuhan terkuat sejak masa pandemi.

“Meskipun pemulihan pariwisata di wilayah ini melambat secara keseluruhan, salah satu kontak menyoroti bahwa bulan Mei adalah bulan terkuat bagi pendapatan hotel di Philadelphia sejak awal pandemi, sebagian besar disebabkan oleh masuknya tamu yang datang ke konser Taylor Swift di kota tersebut,” terang pejabat bank sentral.

Ekonom Morgan Stanley Sarah Wolfe juga menilai bahwa fenomena Taylor Swift dan hiburan lainnya menambah sepertujuh poin persentase terhadap pertumbuhan konsumsi. Meski demikian, efek Taylor Swift pada ekonomi AS itu tidak akan berlangsung lama. Hal ini dikarenakan berakhirnya tur konser dan berkurangnya penonton di bioskop-bioskop setelah film-film viral turun layar, seperti Barbie dan Oppenheimer. Apalagi, pada kuartal 4 tahun ini bertepatan dengan pengembalian pinjaman mahasiswa yang dapat mengurangi jumlah konsumsi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *