Suryamedia.id – Seorang mahasiswi kedokteran spesialis atau peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) Prodi Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) ditemukan tewas, diduga bunuh diri di kos.
Menurut keterangan pihak berwajib, almarhumah ditemukan meninggal dengan wajah kebiruan disebut karena suntikan obat penenang. Selain itu, ditemukan pula buku harian di TKP, mengembangkan dugaan bahwa almarhumah menderita depresi.
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono menyatakan bahwa korban mencurahkan perasaan ke dalam buku hariannya, serta memberitahu sang ibu tentang kesulitan yang sempat dialami selama menempuh pendidikan.
“Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat. Dalam arti, itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat,” terangnya, dikutip dari Detik.
“Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya,” sambung Kompol Agus.
Berdasarkan kronologi, laporan berawal dari kecurigaan kekasih korban lantaran tidak bisa dihubungi sejak pagi. Saat itu, kamar kos korban terkunci dari dalam, dan rekan korban sempat mengira tak ada orang di kamar.
“Pagi jam 7 atau jam 8 itu pacarnya telepon, ditelepon nggak diangkat-angkat padahal berdering. Nah minta tolong temannya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kos-kosan Tembalang sana, dicek ke Tembalang sana kosong,” jelas Kompol Agus.
“Akhirnya balik lagi ke sana dicek sama ibu kosnya mau dibuka pakai kunci serep nggak bisa karena dikunci dari dalam, akhirnya panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pihaknya menyatakan bahwa orang tua korban langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar. Pihak keluarga meminta korban langsung dibawa pulang, tanpa diautopsi.
“Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi (RSUP dr Kariadi Semarang) tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal,” pungkasnya. (*)