Gempa di Gunungkidul Dikaitkan dengan Aktivitas Megatrust, Berikut Tanggapan BMKG

Suryamedia.id – Gempa bumi di Gunungkidul bermagnitudo 5,5 yang terjadi pada Senin (26/8/2024) malam banyak dikaitkan dengan aktivitas megatrust yang akhir-akhir ini ramai dibahas oleh masyarakat Indonesia.

Menanggapi hal ini, Koordinator Tim Observasi Stasiun Geofisika BMKG DIY, Budiarta menuturkan bahwa perairan laut selatan Jawa yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut memang dilalui oleh zona tumbukan lempeng, yakni Indo Australia dengan lempeng Eurasia.

Dengan semikian, potensi megatrust memang bisa terjadi sewaktu-waktu, dan perlu diwaspadai oleh masyarakat di sekitar pesisir pantai.

“Memang daerah kita atau wilayah kita itu memang dilalui ya (lempeng). Tempat di mana jarak dari pertemuan lempeng sekitar 200 kilometer dari pesisir pantai perlu diwaspadai. Di situ yang sekarang lagi nge-trend adalah megathrust atau patahan naik dengan kekuatan besar,” jelasnya, dikutip dari Detik.

“Pertemuan lempeng Indo Australia dan Eurasia ini sebenarnya memanjang dari barat Pulau Sumatera kemudian ke selatan kemudian sampai ke selat Sunda, selat Sunda ke timur sampai ke Bali, Bali ke NTT, NTT terus langsung ke utara daerah Maluku,” lanjutnya.

Baca Juga :   Cuaca Ekstrem Melanda, BMKG Beri Penjelasan

Sementara itu, Direktur The Ekliptika Institute Marufin Sudibyo mengategorikan gempa yang terjadi di Gunungkidul tersebut berkekuatan menengah. Gempa tersebut berada di kedalaman titik episentrum 45 kilometer, berada dalam zona megathrust.

“Jadi Gempa Gunungkidul 2024 ini pada dasarnya adalah gempa berkekuatan menengah yang terjadi di zona megathrust, tepatnya zona megathrust Sunda segmen Jawa Tengah-Timur. Namun, magnitudo gempanya masih jauh lebih kecil dibanding potensi yang terpendam di sini,” terangnya.

Sebagai informasi, penyebab gempa tektonik ini adalah bertumbuknya lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia. Peristiwa ini tercatat dengan skala kekuatan 4 Modified Mercalli Intensity (MMI) dan terasa hingga sebagian besar Jawa Tengah. Adapun efek yang dirasakan layaknya truk besar melintas dan menabrak tembok.

Sementara itu, menurut laporan BPBD DIY per Selasa (27/8/2024) terdapat kerusakan yang terjadi pada sejumlah bangunan di Kabupaten Gunungkidul, Bantul, Sleman, dan Kulon Progo. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *