Suryamedia.id – Indonesia ditargetkan dapat swasembada pangan paling lambat tiga tahun lagi atau pada tahun 2027 dengan strategi cetak sawah. Hal ini dinilai memungkinkan, mengingat sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi.
“Dalam 2 sampai 3 tahun, paling lambat 3 tahun swasembada. Sekarang (2024), berarti 2025, 2026, (berarti) 2027, paling lambat,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Indonesia, Andi Amran Sulaiman, dikutip dari DetikFinance.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proyek cetak sawah baru tersebut seluas 3 juta hektare (ha) dan diharapkan tercapai dalam tiga tahun ke depan. Adapun program ini ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan dengan memperhitungkan pertambahan jumlah penduduk Indonesia.
“Kenapa harus cetak sawah? Penduduk kita, tiap tahun bertambah 3,5 juta, 3 juta, 3,5 juta. Nah ini harus dipersiapkan pangannya. Jangan nanti 5 tahun, 10 tahun kesulitan lagi, ini menjadi persoalan tahunan,” terangnya.
“Untuk menyelesaikan persoalan ini, kita tanam, cetak sawah 3 juta ha. Mungkin 3 sampai 4 tahun selesai 3 juta ha, sudah luar biasa,” imbuh Amran.
Cetak sawah tersebut direncanakan dilakukan di beberapa daerah, termasuk di Papua Selatan, Marauke. Pada tahun pertama, di Marauke 350 ribu ha, Kalimantan Tengah 200 ribu ha, Kalimantan Selatan 150 ribu ha, Sumatera Selatan 100 ribu ha, dan daerah lainnya 200 ribu ha.
Tahun kedua, di Marauke 350 ribu ha, Kalimantan Tengah 200 ribu ha, Kalimantan Selatan 150 ribu ha, Sumatera Selatan 100 ribu ha, dan daerah lainnya 200 ribu ha.
Kemudian, di tahun ketiga, Marauke 300 ribu ha, Kalimantan Tengah 100 ribu ha, Kalimantan Barat 200 ribu ha, Kalimantan Timur 100 ribu ha, Papua Barat 100 ribu ha, dan daerah lainnya 200 ribu ha.
Lebih lanjut, Amran juga menjelaskan bahwa program cetak sawah memang ditujukan untuk meningkatkan produksi beras lokal. Kendati demikian, produksi juga akan ditambah dengan komoditas pertanian lainnya, seperti jagung dan kedelai jika sudah surplus.
Nantinya, pada proses produksi bakal dibantu oleh Kementan, berupa bibit unggul, alat mesin pertanian (alsintan), hingga pupuk.
“Ini padi semua, kalau sudah surplus, bisa kan ke kedelai. Tanaman selingan, jadi ada padi-padi jagung, padi-padi kedelai. Jadi yang mana shortage itu yang ditanam,” tuturnya.
Selain itu, strategi guna mencapai swasembada pangan 2027 lainnya, dilakukan dengan intensifikasi lahan. Misalnya, memberikan benih unggul untuk petani, memperbaiki irigasi, pompanisasi untuk pengairan hingga optimalisasi lahan. (*)