Suryamedia.id – Heboh influencer Pratiwi Noviyanthi walkout di mediasi untuk mendamaikan dirinya dengan Agus Salim. Menanggapi hal tersebut, presenter Denny Sumargo akhirnya membongkar klausul yang disebut jadi penyebab Novi menolak damai.
Melalui unggahan Instagram Story beberapa waktu yang lalu, konten kreator yang kerap dipanggil Densu tersebut menunjukkan salah satu klausul dalam draf kesepakatan yang dianggap tidak adil. Disebutkan dalam klausul bahwa jika dana donasi Rp 1,5 miliar itu habis digunakan untuk pengobatan Agus Salim, maka Novi diwajibkan menggalang dana lanjutan.
“Apabila seluruh dana donasi yang dipergunakan untuk biaya pengobatan mata dan luka bakar pihak pertama telah habis terpakai dan selanjutnya diperlakukan dana lanjutan, maka pihak kedua akan melakukan penggalangan donasi lanjutan sesuai dengan ketentuan undang-undang dan peraturan yang berlaku,” demikian bunyi isi draf tersebut, seperti yang tertera dalam unggahan Densu.
Lebih lanjut, klausul mengatur bahwa kesepakatan tidak boleh dibatalkan sepihak dan tetap berlaku meskipun salah satu pihak meninggal dunia, dengan kewajiban diteruskan oleh ahli waris.
“Harus dengan kesepakatan dan persetujuan tertulis para pihak serta tidak akan berakhir dengan meninggalnya salah satu pihak akan tetapi diteruskan dan wajib dipenuhi oleh para ahli waris atau penerima hak masing-masing,” lanjutnya lagi.
Dalam keterangan di unggahan tersebut, Denny Sumargo menuliskan pesan sindiran yang menyebut bahwa Agus Salim meminta Novi untuk menanggung tanggung jawab finansial bagi keluarganya selama tujuh turunan.
“Ini maksudnya berlaku 7 turunan ya? Kira-kira kalau lu dikasih klausul ini, lu bakal tanda tangan gak?” tulisnya pada unggahan.
Sebelumnya, Brian Praneda yang merupakan pengacara Novi memutuskan untuk mengundurkan diri setelah kliennya itu menolak menandatangani kesepakatan damai. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa sang kuasa hukum lebih memihak Agus Salim.
Sementara itu, Pablo Benua, mantan pengacara Novi, melalui unggahan TikTok mengungkap bahwa Brian diduga mengirimkan surat konfirmasi untuk menghadiri mediasi tanpa sepengetahuan Novi. (*)
