Apa Itu Anemia Aplastik yang Diderita Babe Cabita?

Suryamedia.id – Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Komika Babe Cabita mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa, (9/4/2024) di rumah sakit. Sebelumnya, Babe Cabita sempat didiagnosis dengan penyakit langka, yakni anemia aplastik.

Apa itu anemia aplastik? Simak penjelasan yang kami rangkum berikut ini.

Anemia aplastic, penyakit langka kelainan darah

Dilansir dari Claveland Clinic, anemia aplastik adalah kelainan darah langka, namun membutuhkan penanganan yang serius. Ini terjadi ketika sumsum tulang belakang pasien tidak dapat menghasilkan cukup sel darah dan trombosit. Orang dengan anemia aplastik memiliki peningkatan risiko infeksi serius, masalah pendarahan, masalah jantung, dan komplikasi lainnya.

Penyakit ini tergolong langka, berdasarkan studi yang menunjukkan anemia aplastik mempengaruhi 2 dari 1 juta orang di Eropa. Selain itu, setiap orang memiliki risiko anemia aplastik ini, namun penyakit ini biasanya menyerang orang berusia 15 hingga 25 tahun dan berusia 60 tahun ke atas.

Gejala dan Penyebab anemia aplastik

Gejala anemia aplastik biasanya berkembang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sehingga penderita mungkin tidak langsung menyadari gejalanya. Dalam beberapa kasus, orang yang sudah mengalami gejala yang parah biasanya mengalami infeksi virus yang sering terjadi dan berlangsung lebih lama dari biasanya, mudah lelah, mudah berdarah dan memar, sesak napas, warna kulit lebih pucat, pusing dan sakit kepala hingga demam.

Baca Juga :   Kento Yamazaki dan Suzu Hirose Terlihat Jalan Bersama Hingga Dikabarkan Pacaran

Sementara itu, beberapa gejala anemia aplastik mirip dengan penyakit lain yang tidak terlalu serius, seperti pilek dan flu. Ada pengobatan untuk mengatasi gejala anemia aplastic dengan kemoterapi, namun untuk menyembuhkannya dibutuhkan transplantasi sel induk.

Anemia aplastik biasanya berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh menyerang sumsum tulang belakang, sehingga tidak dapat membuat sel darah. Sehingga, penyakit ini memiliki risiko bagi keturunan, serta orang yang mendapatkan paparan karsinogen tertentu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *