Pati, Suryamedia.id – Curah hujan di tahun ini diketahui cukup intens terjadi. Musim kemarau pun masih diwarnai dengan hujan sehingga disebut sebagai kemarau basah.
Keadaan ini tidak menguntungkan bagi para petani tembakau. Sebab curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan kegagalan panen.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati, jumlah lahan tembakau yang ada di Pati tak begitu besar yaitu hanya seluas 374 hektar yang tersebar di Kecamatan Batangan, Winong, Jaken hingga Jakenan.
Dari 374 hektar lahan tersebut, hanya 158 hektar yang bisa dipanen dan sisanya mengalami kegagalan panen.
Mengetahui kondisi ini, salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati pun turut mengungkapkan pendapatnya.
Narso yang merupakan Anggota Komisi B DPRD Pati mengatakan bahwa kegagalan panen tembakau di Kabupaten Pati ini seharusnya bisa diantisipasi.
“Mestinya ada antisipasi sebelumnya,” ujarnya kepada tim Suryamedia.id.
Hal yang perlu diketahui agar dapat melakukan antisipasi adalah selalu update prediksi cuaca yang akan terjadi. Antisipasi gagal panen bisa dilakukan petani dengan melakukan sistem tumpang sari. Yaitu menanam tanaman lain di lahan yang sama. Bisa sayuran seperti buncis, brokoli, daun bawang, kubis, dan tanaman lainnya.
Dengan melakukan sistem tumpang sari, maka para petani pun masih memiliki sumber pendapatan saat tembakau mengalami gagal panen.
Sedangkan pihak Dispertan Kabupaten Pati menganjurkan para petani tembakau untuk beralih ke tanaman lain yaitu bawang merah yang di tahun ini mengalami panen yang melimpah. (adv)
Editor: Agriantika Fallent