Sejumlah Harga Bahan Pokok di Pasar Pekalongan Alami Fluktuatif

Suryamedia.id – Sejumlah harga bahan pokok yang berada di pasar Pekalongan mengalami fluktuatif.

Namun, pada awal tahun 2023, ketersediaan bahan pokok sehari-hari tetap lancar dan aman.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) setempat, Budiyanto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Junaenah membenarkan hal ini.

Ia mengatakan, memasuki awal Tahun Baru 2023 ini, untuk harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) memang beberapa komoditi harganya fluktuatif. Artinya, ada yang mengalami kenaikan, penurunan harga dan ada juga yang masih stabil harganya.

Berdasarkan hasil pantauan per tanggal Senin (9/1/2023), beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga diantaranya beras, bawang merah, cabai rawit merah, dan minyak goreng.

Lanjutnya, adapun harga beras premium rata-rata berkisar Rp12.500-Rp13.000, sedangkan beras medium Rp11.500-Rp12.000.

Untuk harga bawang merah rata-rata dijual Rp35 ribu-Rp40 ribu/kg, bawang putih Rp27 ribu-Rp30 ribu/kg. Untuk harga cabai merah biasa/teropong Rp30 ribu-Rp40 ribu/kg, cabai merah besar keriting Rp50 ribu/kg, cabai rawit merah Rp60 ribu-Rp70 ribu/kg, rawit hijau mencapai Rp40 ribu-Rp45 ribu/kg.

Baca Juga :   Berawal dari Hobi, Miniatur Truk Hasilkan Omzet Hingga Puluhan Juta

Sementara, untuk harga minyak goreng curah rata-rata dijual Rp14.400, minyak goreng kemasan premium Rp20 ribu-Rp 21 ribu/kg dan minyak Kita sebesar Rp14 ribu/kg-15 ribu/kg.

“Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan harga yakni telur ayam ras Rp27 ribu-Rp28 ribu, gula pasir di harga Rp13.500 ada juga yang menjual Rp14 ribu per kilogramnya. Kemudian, komiditi yang stabil harganya seperti daging ayam ras sebesar Rp 36 ribu hingga Rp38 ribu/kg, daging ayam kampung harganya mulai dari Rp60 ribu hingga Rp70 ribu/kg dan daging sapi sebesar Rp125 ribu hingga Rp130 ribu/kg,” beber Junaenah.

Menurutnya, selain faktor cuaca yang saat ini cenderung hujan dengan intensitas tinggi dan beberapa daerah dilanda banjir, faktor adanya inflasi yang menyebabkan kenaikan BBM dan harga skenaikan ecara nasional juga memicu kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat.

“Sehingga, pasokan beberapa sayur mayur ini mengalami penurunan dari segi permintaan sehingga harganya naik. Untuk harga beras naik secara nasional karena harga gabahnya memang naik sehingga harga beras memang masih cukup tinggi,” imbuhnya.

Baca Juga :   Masa Tunggu Calhaj Kota Pekalongan Terdaftar Diperkirakan Hingga 30 Tahun

Junaenah menjelaskan, sejumlah komoditi yang dijual di pasaran Kota Pekalongan memang dipasok dari sejumlah daerah tetangga, mengingat Kota Pekalongan bukan daerah penghasil.

“Karena Kota Pekalongan bukan daerah penghasil, sehingga pasokan kepokmas diambil dari luar daerah, diantaranya beras diambil dari Kabupaten Pekalongan, Batang sampai Weleri. Untuk telur dari Kabupaten Pekalongan dan Batang, sementara pasokan sayur mayur dari Kabupaten Pekalongan, Batang, Brebes, Tegal, dan lain-lain,” paparnya.

Lanjut Junaenah, saat ini jajaran Dindagkop-UKM Kota Pekalongan rutin melakukan pantauan harga dan pasokan di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Pekalongan seperti Pasar Banjarsari, Pasar Grogolan, dan Pasar Banyurip.

Dari hasil pantauan itu disampaikan pula ke Pemerintah Provinsi dan Kementerian Perdagangan RI untuk bisa dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kelangkaan.

“Secara pasokan kepokmas cukup untuk kebutuhan masyarakat Kota Pekalongan,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *