Apa Itu Retorika yang Banyak Disebut Netizen Usai Debat Capres?

Suryamedia.id – Akhir-akhir ini kata-kata retorika banyak disebutkan di media sosial. Apalagi, setelah penayangan Debat Calon Presiden (Capres)pada tanggal 12 Desember 2023 yang lalu.

Retorika secara umum berkaitan dengan hal-hal seperti politik, kampanye, dan pidato. Ini juga berkaitan dengan keterampilan berbicara secara umum di depan publik. Retorika telah menjadi ilmu sejak 4 SM sejak perumusan oleh Aristoteles, seorang ahli filsafat.

Apa itu retorika?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), retorika merupakan keterampilan berbahasa secara efektif. Hal ini juga dipahami sebagai ilmu penggunaan bahasa secara efektif yang muluk dan bombastis.

Dikutip dari laman Detik, retorika mempelajari bagaimana cara untuk bicara dengan daya tarik yang mempesona, sehingga orang dapat tergugah dengan perkataan yang disampaikan. Artinya, retorika merupakan kemampuan seseorang dalam menggerakan hati banyak orang lewat kata.

Adapun tujuan orang dalam beretorika adalah untuk meyakinkan pendengar akan suatu topik yang dibicarakan. Fungsinya, sebagai sarana penyedia pengetahuan dan bimbingan bagi pendengar. Ini ditujukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Meski demikian, topik yang dibicarakan harus berisi kebenaran. Sebab, jika menyampaikan suatu informasi yang tidak benar, orang lain akan meragukan ucapan yang disampaikan, sehingga tujuan dan fungsi retorika tidak tercapai.

Baca Juga :   Fakta-fakta Rafah, Zona Aman yang Digempur oleh Tentara Israel

Berapa jenis retorika?

Retorika dibagi menjadi 3 jenis, yakni monologika, dialogika, dan pembinaan teknik bicara. Monologika merupakan ilmu berbicara secara monolog. Seperti yang kita tahu, monolog hanya melibatkan satu orang yang berbicara. Retorika jenis ini dapat ditemukan dalam pidato, kata sambutan, ceramah, deklamasi, dan kuliah.

Kedua adalah dialogika, yakni ilmu atau seni berbicara secara dialogis. Retorika jenis ini melibatkan dua orang atau lebih dalam proses pembicaraan. Contohnya, diskusi, perundingan, tanya jawab, percakapan, dan debat.

Terakhir, jenis retorika pembinaan teknik bicara yang lebih difokuskan pada teknik bernapas, teknik mengucap, bina suara, serta teknik bercerita.

Bagaimana menyusun retorika yang baik?

Menurut Aristoteles, ada 5 strategi penyusunan retorika yang disebut dengan The Five Canons of Rhetoric.

Pertama menemukan bahan (invention) atau mengembangkan argument yang relevan dengan tujuan pidato. Langkah ini meliputi kemampuan menemukan, mengumpulkan, menganalisis, dan pemilihan materi. Argumen yang dicari harus dengan rasio, moral, dan afeksi.

Kedua, penyusunan materi (arrangement/dispotitio) atau penataan ide untuk membantu pendengar memahami hubungan antar ide untuk menghindari kebingungan.

Baca Juga :   Kapan Debat Ketiga Capres dan Cawapres? Simak Jadwalnya Berikut!

Ketiga adalah pemilihan gaya bahasa (style/elocutio) yang berfokus untuk mengekspresikan ide. Style yang efektif akan menghasilkan pesan yang lebih jelas, menarik, dan menggugah.

Langkah selanjutnya adalah mengingat (memory), yakni kemampuan mengingat apa yang akan dikatakan. Di masa lampau, langkah ini dilakukan dengan mengingat ide dalam urutan presentasi dan bahasa yang direncanakan. Sementara itu, pada masa kini, ini difokuskan pada penggunaan catatan atau manuskrip daripada menghafal secara keseluruhan.

Terakhir adalah penyampaian (delivery/pronountiatio) yang melibatkan vokal dan fisik dalam menyampaikan presentasi. Penyampaian yang baik dapat memengaruhi pemahaman pendengar terhadap ide yang disampaikan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *