Suryamedia.id – CEO Binance Changpeng Zhao telah sepakat akan mengundurkan diri dan membayar denda sebesar 50 juta dolar AS atau setara Rp775 miliar kepada federal AS.
Denda tersebut berkaitan tentang pelanggaran Undang-undang antipencucian uang AS, sehingga Binance akan membayar denda $4 miliar atau sekitar Rp62 triliun atas nama perusahaan.
“Binance memfasilitasi transaksi mata uang kripto yang tidak diatur senilai miliaran dolar. Binance dengan sengaja memungkinkan transaksi senilai ratusan juta dolar antara pengguna platform asal Amerika Serikat dengan pengguna yang dijatuhi sanksi oleh AS. Selain itu, platformnya juga mengakomodasi penjahat di seluruh dunia yang menggunakan Binance untuk memindahkan uang curian dan hasil kejahatan lainnya,” kata Garland, Jaksa Agung, dikutip dari Voice of America.
Sementara itu, baik Zhao yang diwakilkan oleh pengacara dan juru bicara perusahaan memilih bungkam dan tidak ingin memberikan tanggapan apapun terkait masalah tersebut.
Pengacara Zhao dan Binance, serta juru bicara perusahaan tersebut, tidak menanggapi permintaan untuk memberikan tanggapan.
Berdasarkan keterangan jaksa agung tersebut, Binance menjadi bursa mata uang kripto terbesar di dunia yang membayar salah satu denda perusahaan terbesar dalam sejarah AS.
Dilaporkan oleh Reuters tahun lalu, perusahaan tersebut memang berada di bawah pengawasan Departemen Kehakiman sejak tahun 2018.
Binance yang membuat kesepakatan pembelaan pada hari Selasa juga menyelesaikan tuntutan perdata yang diajukan pada Maret lalu oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC). CFTC menilai Binance gagal melaporkan transaksi mencurigakan dengan teroris.
Sehingga, sebagai bagian dari penyelesaian (settlement), perusahaan harus mengajukan laporan tersebut ke depannya dan meninjau aktivitas masa lalu yang seharusnya dilaporkan.
Lembaga regulator menulis bahwa pada 2019, mantan kepala kepatuhan (chief compliance officer) Binance menerima informasi tentang transaksi kelompok Hamas di Palestina.
Dalam konferensi pers, Jaksa Agung AS Merrick Garland mengatakan Zhao dengan sengaja melanggar undang-undang federal yang mewajibkan lembaga keuangan untuk waspada terhadap pencucian uang dan pendanaan teroris.
Sementara itu, CEO Binance Changpeng Zhao menganggap penyelidikan mengandung fakta yang tidak lengkap.
“Pengaduan CFTC tampaknya mengandung fakta yang tidak lengkap dan kami tidak setuju dengan karakterisasi dari banyak masalah yang dituduhkan,” ungkap Zhao (*)