Suryamedia.id – Anda pasti tidak asing dengan chef Renatta Moeloek. Ia dikenal sebagai juri MasterChef Indonesia dan juga koki yang memiliki bakat dan kemampuan mempuni di dapur profesional. Menurut sumber, ia merupakan lulusan dari sekolah memasak yang terkenal secara Internasional, yakni Le Cordon Bleu
Le Cordon Bleu sendiri merupakan sekolah kuliner dan perhotelan yang pertama kali didirikan di Paris, Prancis pada tahun 1985. Namun, kini sekolah tersebut telah memiliki banyak jaringan yang tersebar di berbagai negara.
Le Cordon Bleu juga banyak menghasilkan lulusan-lulusan berbakat di bidang kuliner. Sehingga, tak jarang mereka yang tertarik di bidang tersebut ingin menempuh pendidikan di sana. Salah satunya adalah chef Renatta Moeloek yang berhasil menyelesaikan studinya di Le Cordon Bleu Paris.
Tentang sekolah Le Cordon Bleu
Le Cordon Bleu pertama kali didirikan oleh Marthe Distel seorang jurnalis yang juga penerbit majalah La Cuisinière Cordon Bleu pada tahun 1985 di Paris, Prancis. Ia merupakan tokoh di balik kepopuleran sekolah kuliner tersebut hingga diakui dunia.
Nama Le Cordon Bleu diambil dari sejarah Prancis, dimana pada abad ke 16, Raja Henry III dari Prancis menyelenggarakan upacara untuk menurunkan gelar kebangsaannya. Di upacara tersebut, sebuah pita biru digunakan untuk membentuk salib, yang dalam bahasa Prancis disebut un cordon bleu.
Pada acara tersebut, disajikan pula hidangan makanan yang sangat berlimpah. Sehingga, nama Le Cordon Bleu dijadikan sebagai tradisi kuliner yang turun temurun di Prancis.
Kemudian, karena kesukaannya terhadap kuliner, Marthe Distel membuka demo memasak dengan para chef terkenal dari restoran berbintang. Tepatnya, demonstrasi memasak yang pertama digelar tersebut menggunakan kompor listrik untuk mengolah bahan. Pada 15 Oktober 1895, demo masak tersebut dianggap canggih. Sehingga, membuat sekolah kuliner tersebut berhasil menyebar ke penjuru dunia.
Para koki bintang lima tersebut juga didatangkan ke sekolah untuk mengajar siswa. Sehingga, tak jarang jika sejumlah siswa lulusan Le Cordon Bleu berhasil menjadi praktisi kuliner yang memiliki karir cemerlang dengan kemampuan mempuni.
Salah satu tokoh praktisi kuliner legendaris yang belajar di Le Cordon Bleu adalah Julia Child. Ia mengembangkan karirnya sebagai ahli kuliner, penulis buku dan pembawa acara spesialis kuliner Prancis di Amerika.
Ekspansi di 20 Negara
Sekolah ini terkenal sebagai jaringan sekolah kuliner dan perhotelan terbesar di dunia. Le Cordon Bleu juga telah berekspansi secara luas dengan mengembangkan sekolah di 20 negara. Dilansir dari situs resminya, Le Cordon Bleu memiliki lebih dari 20.000 siswa yang berasal dari 100 negara.
Di sekolah tersebut bebas memilih program pendidikan sesuai kebutuhan. Sementara itu, terdapat program yang paling singkat, seperti kelas kursus. Namun, peserta yang mengikuti kursus tersebut juga akan mendapatkan bukti berupa sertifikat. Selain itu, peserta juga dapat memilih program diploma, sarjana, dan magister.
Diajar langsung oleh master chef
Siswa di Le Cordon Bleu dididik langsung oleh para master chef yang berasal dari restoran berbintang Michelin atau pemenang kompetisi dengan gelar bergengsi seperti Meilleur Ouvrier de France. Mereka akan mendapat pengetahuan secara nyata tentang masakan Prancis klasik dan teknik kuliner internasional modern. Para chef juga akan membagikan pengalamannya sepanjang bekerja di industri kuliner, sehingga para siswa mengetahui tekanan dan apa yang harus dihadapi saat bekerja di bidang kuliner yang kompetitif.
Orang Indonesia lulusan Le Cordon Bleu
Sejumlah publik figur Indonesia juga pernah bersekolah di Le Cordon Bleu, seperti Chef Renatta Moeloek dari Le Cordon Bleu Paris, Chef Marinka Le Cordon Bleu Sydney. Adapula William Gozali, jebolan MasterChef Indonesia yang memperdalam ilmu kuliner di Le Cordon Bleu Australia. Tak hanya itu, Nagita Slavina juga pernah belajar memasak di Le Cordon Bleu London.
Sementara itu, Chef Degan Septoadji juga pernah menjadi pengajar di Le Cordon Bleu London. Ia sekaligus menjadi pengajar pertama asal Indonesia yang memberikan materi di sekolah kuliner skala internasional tersebut. (*)