Suryamedia.com – Karbohidrat dikenal sebagai sumber utama energi dalam tubuh. Zat tersebut merupakan satu dari makronutrien penting, selain lemak dan protein. Meski begitu, mengonsumsi karbohidrat tanpa memperhatikan kebutuhan tubuh dapat berbahaya. Oleh karena itu, perlu untuk mengetahui jumlah dan waktu terbaik kapan harus mengonsumsinya.
Kate Patton, seorang ahli diet terdaftar menjelaskan bahwa saat karbohidrat masuk dalam tubuh, zat tersebut berubah menjadi glukosa, yang nantinya akan diubah lagi menjadi energi. Mayoritas karbohidrat harus berasal dari sumber alami yang tidak dimodifikasi atau diproses.
Contoh-contoh makanan berkarbohidrat yang sehat meliputi biji-bijian dan pati, seperti roti, sereal, nasi, dan pasta. Adapula kacang-kacangan yang juga merupakan sumber protein nabati, susu yang mengandung nutrisi tambahan seperti protein, kalsium dan vitamin D. Patton juga merekomendasikan buah utuh. Namun, jika hanya ada buah kalengan yang tersedia tak masalah untuk mengonsumsinya.
“Jadi, jika buah kalengan lebih mudah diakses atau terjangkau, itu tidak masalah. Cukup masukkan ke dalam air atau jus dan saring,” ujarnya.
Selain itu, beberapa sayuran juga ada yang mengandung karbo seperti kentang, jagung, umbi-umbian, serta labu. Susu Susu adalah sumber protein, kalsium, dan vitamin D yang baik.
Kapan waktu terbaik mengonsumsi karbohidrat?
Kate Patton juga menjelaskan tentang kapan waktu terbaik untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat. Ia mengatakan diperlukan keseimbangan yang baik saat memilih makanan. Orang yang memiliki kondisi tubuh sehat dan normal, disarankan untuk makan sedikit karbohidrat pada setiap waktu makan. Selain itu, asupan karbohidrat di awal hari mungkin lebih baik bagi seseorang yang ingin menurunkan berat badan dan mengatur gula darah.
“Mengonsumsi karbohidrat dalam porsi besar di malam hari dapat menyebabkan lonjakan gula darah,” ungkapnya.
Saat mengasup makanan berkarbohidrat lebih di malam hari, memungkinkan tubuh menyimpan glukosa ekstra yang tidak digunakan sebagai energi karena malam hari merupakan waktu untuk beristirahat, sehingga akan mengendap sebagai lemak tubuh. Fungsi pencernaan yang seharusnya beristirahat pun akan berkerja ekstra untuk mencerna makanan.
“Makan karbohidrat saat makan malam dapat memengaruhi tidur jika kita pergi tidur saat makanan masih dicerna, terutama jika kita mengalami mulas,” ujar Patton.
Karbohidrat juga diperlukan bagi mereka yang beraktivitas dan berolahraga berat.
“Jika kita lebih menyukai olahraga ketahanan atau berolahraga selama lebih dari satu jam, maka kita membutuhkan makanan ringan sebelum berolahraga,” imbuhnya.
Patton juga mengatakan makanan olahan manis dapat memicu lapar kembali. Hal yang sama juga bisa terjadi jika hanya makan karbohidrat dan tidak mendapatkan cukup protein dan lemak.
Ia memberikan tips untuk menentukan jumlah asupan karbohidrat harian yang tepat dengan metode piring. Anda bisa mengambil piring kecil, kemudian isi setengahnya dengan sayuran, seperempatnya dengan protein, dan seperempatnya lagi dengan karbohidrat.
Bagi seorang atlet atau mereka yang aktif secara fisik, piring dapat dibagi masing-masing menjadi sepertiga bagian.
Selain itu, ia menyarankan untuk makan rutin sebanyak tiga kali sehari dan dua sampai tiga kali camilan sehat dengan waktu yang konsisten.